qas30

--== It is Not Random But Designs ==--
Having trading discipline is the beginning; keeping discipline is the progress;
staying discipline is the success

Mengapa Bisa Rugi Di Trading

Published on Minggu, 10 April 2011 23.19 //

Dunia perdagangan berjangka alias Future Market dengan produk seperti Forex, Indeks Saham, Komoditi dan Optionnya, keberhasilan dalam pengelolaannya/transaksinya itu sangat bergantung dari salah satu faktor yaitu PSIKOLOGI broker atau trader, selain faktor kemampuan ANALISA dan STRATEGY TRADING.

Banyak orang terkecoh karena berpikir apabila kita sudah menguasai analisa dengan berbagai macam Indikator, yakin bisa berhasil. Padahal faktor yang satu ini sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan kita dan yang lucunya lagi hal ini tidak disadari oleh karena telah menyatu dengan si pelaku dan terbentuk sebagai KARAKTER.
Banyak buku yang sudah diterbitkan dan menjadi literatur/referensi yang membahas masalah Dampak Psikologi terhadap trading. Beberapa literatur menyarankan supaya porsi psikologi tidak lebih dari 20 % dan logika ( analisa ) lebih dari 80 % dalam pengambilan keputusan, namun pada prakteknya keadaan ini sering berbalik tanpa disadari. Dan hal umum disini biasa terjadi yaitu PENYESALAN DATANG BELAKANGAN. Kalau sudah terjadi dan baru disadari apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur.

Contoh sederahana adalah “Menunda-nunda mengambil untung ( Taking Profit)”. Ini hampir selalu terjadi pada saat seorang trader dalam posisi untung padahal seharusnya ada Besaran Target Untung. Dengan berharap siapa tahu masih bisa bertambah besar maka dia menunda dulu mengambil untungnya dan apabila ternyata harapan tersebut terlaksana maka akan semakin PD si trader bertahan/menunda. Tetapi justru pada saat harga berbalik arah, disini peroalan akan menjadi Dilema. Yang pasti keuntungan yg ada sudah berkurang, jika diambil sekarang siapa tahu bisa kembali lebih besar, dan apabila tidak diambil sekarang nanti malah tambah mengecil lagi keuntungannya. Dalam keadaan dilema seperti ini harga sudah bergerak kemana-mana tapi tidak mengambil tindakan apapun sehingga keuntungan yang tadinya ada sekarang telah berubah menjadi Rugi.
Jangan sampai nantinya terfikir atau terucap "Coba gue ambil tadi ya dah profit kan mayan"

Begitupun keadaan sebaliknya yaitu pada saat posisi mengalami kerugian menunda-nunda proteksi atau cut loss, waktu kerugian masih dalam jumlah kecil cenderung disepelekan bahkan biasanya diiringi dengan harapan pasti ada pembalikan harga nantinya. Tetapi pada saat kerugian mulai membesar maka kondisi dilema itu muncul kembali dengan pertimbangan kalau dibiarkan nanti bertambah besar dan sebaliknya kalau diprotek atau sekaligus Cut Loss nanti harga berbalik lagi akhirnya sayang sekali. Sama seperti keadaan diatas tadi, harga sudah bergerak kemana-mana tetapi belum ada tindakan apapun yang dilakukan dan ini berakibat membengkaknya kerugian yang ada. Keadaan seperti ini menggiring orang terjebak dalam situasi MAJU kena MUNDUR kena.


Alkisah tentang perdagangan berjangka yang rugi sering sekali kita temukan dibeberapa blog yang ditulis oleh kebanyakan Investor, bahkan ironisnya terkadang menuding salah satu perusahaan pialang sebagai penghabis uang dan bahkan ada yang merasa dirinya diperdaya ataupun ditipu. Kalau ini memang asumsinya benar seharusnya persoalan ini menjadi domain kepolisian karena adanya unsur pidana, bukan hanya menulis uneg-uneg di blog saja.
Namun kenyataan ini tidak bisa dipungkiri karena ini adalah bisnis yang dapat menguntungkan dan juga dapat menimbulkan kerugian. Pertanyaan muncul selanjutnya adalah bagaimana caranya bertransaksi sehingga menimbulkan kerugian yang sangat besar ????. Ini adalah pertanyaan yang menggelikan jikalau yang bertanya adalah yang menjalani atau yang melakukan transaksi ini sendiri. Karena secara logika sangatlah lucu jika seorang pembalap tergelincir di sirkuit kemudian mempertanyakan kepada timnya, kenapa bisa jatuh. Lebih lucu lagi kalau bertanyanya kepada penonton balapan. Jika si Pembalap menjelaskan sebab kejatuhannya, pastilah selalu menyalahkan faktor-faktor pendukungnya ya sirkuit yang licin, ban motor kurang cengkraman dll, akan tetapi si Pembalap tidak akan mau mengakui secara jujur bahwa itu memang kesalahan dia sendiri. Biasa umum BELA-DIRI alias ngeles.
Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh Broker dan Investor adalah berani mempertahankan posisi transaksi yang salah/floating loss ( RUGI ) atau biasa juga disebut melawan arah harga, sepanjang dia melihat cadangan modal yang tersimpan masih cukup kuat untuk bertahan, bahkan mungkin mau menjadi Juara Bertahan. Padahal semua mereka tahu betul cara-cara memperkecil resiko tetapi sama sekali tidak dilakukan. Ibarat pembalap yang pantang memakai REM dalam arena dan anda pasti tahu betul nanti apa akhir dari ini semua. Mereka tahu yang namanya STOP LOSS, LOCKING / STRADLLE ada biasa menyebut HEDGE, tetapi itu cuma ada dalam teori. Disadari atau tidak, egoisme Trader / Investor yang diadu melawan arah harga pasar dan anda tahu yang korban adalah MODAL Investor sendiri. Maaf kepada anda yang Fighter sejati, kembalilah ke jalan yang benar !!!!!.
Pertanyaan selanjunya, ” KAPANKAH DIA BARU BERTINDAK ???”. Tindakan nanti mereka lakukan pada saat dia sudah merasa terancam karena modal sudah mepet, pembalikan harga tidak kunjung terlihat, yang punya modal sudah marah-marah dan dia sendiri sudah frustasi dan malu pada diri sendiri. Karena bertahan tapi sangat tanggung dan harus kalah pula. Jadi bukan bisnis yang jelek atau perusahaannya yang macam-macam, tetapi terpulang kepada oarng yang menjalaninya.

1 komentar

  1. Hello Everybody,

    I've attached a list of the most recommended forex brokers:
    1. Most Recommended Forex Broker
    2. eToro - $50 min. deposit.

    Here is a list of money making forex instruments:
    1. ForexTrendy - Recommended Probability Software.
    2. EA Builder - Custom Strategies Autotrading.
    3. Fast FX Profit - Secret Forex Strategy.

    Hopefully these lists are benificial to you...

    BalasHapus

Subscribe to our RSS Feed! Follow us on Facebook! Follow us on Twitter!