qas30

--== It is Not Random But Designs ==--
Having trading discipline is the beginning; keeping discipline is the progress;
staying discipline is the success

Friday, April 11, 2025

Perusahaan Investasi Emas GTI Syariah melarikan dana nasabah Rp.10 Trilyun

Published on Senin, 11 Maret 2013 16.21 // ,

Setelah banyak perusahaan-perusahaan Money Games, HYIP, Ponzi, ataupun Investasi Bodong lainnya bertumbangan, maka kini giliran perusahaan investasi emas GTI Syariah (PT Golden Traders Indonesia Syariah atau GTIS) milik Ong Han Cun seorang warga negara Malaysia, menyusul melarikan dana nasabahnya dan menghilang.
Hati-hati kawan dengan perusahaan investasi emas yang memberikan garansi buy back emas semacam ini, karena mereka sebenarnya HYIP yang memanfaatkan momentum emas dan ketamakan manusia. Tetapi berhubung sekarang kenaikan harga kilau emas tidak seindah seperti tahun-tahun sebelumnya maka perusahaan investasi emas dengan imbal hasil tinggi seperti GTI Syariah akhirnya Scam juga dan kabarnya membawa lari uang nasabah hingga 10 Trilyun Rupiah.
Baca selengkapnya di berita Liputan6 : http://bisnis.liputan6.com/read/524192/diduga-bawa-kabur-rp-10-triliun-kantor-gti-syariah-dijaga-polisi


Data Beberapa Pialang Broker ILEGAL dan Investasi BODONG

Koran harian Bisnis Indonesia baru-baru ini memberikan beberapa data mengenai perusahaan investasi bodong dan broker-broker ilegal, serta mengulas tentang bahayanya menempatkan dana di pialang / broker yang ilegal tersebut, karena mereka tanpa jaminan dan juga membahayakan masyarakat.
Beberapa broker ilegal dan investasi berbahaya yang masuk di daftar tersebut yaitu:
Master Forex, FXOpen, IkoFX, Skyeast, VGMC, Surabaya Forex, Central Asset, Smart Investment, Fatrial Member, dan lain-lain
Banyak masyarakat yang mengikuti investasi bodong atau di perusahaan yang ilegal akibat minimnya edukasi di bidang itu, serta faktor serakah dan tidak dipikir logis dahulu. Selain itu akibat bujuk rayu dari para mafia / oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
sumber: forexbroker 

Inilah Modus Investasi Bodong ala Koperasi Langit Biru dan PT GAN

JAKARTA, KOMPAS.com — Praktik bisnis investasi bodong dengan pola mirip multi level marketing (MLM) mulai marak terungkap ke publik. Dua kasus yang belakangan ini terjadi menimpa Koperasi Langit Biru (KLB) dan PT Gradasi Anak Negeri (GAN). Ribuan anggota dan investor kedua perusahaan itu pun mengamuk dan merusak kantor KLB dan PT GAN lantaran bonus yang tak lagi diterima.
Para petinggi kedua perusahaan itu pun kabur, sementara uang miliaran hingga triliunan rupiah milik investor tiba-tiba saja raib. Iming-iming keuntungan jutaan hingga miliaran rupiah ternyata hanya tinggal janji. Berharap untung, justru buntung yang didapat.
Polisi kini tengah melakukan penelusuran mendalam atas kedua kasus ini. Dari hasil penelusuran sementara, polisi menemukan bahwa modus yang dilakukan KLB dan PT GAN serupa. Berikut ini modus-modus yang digunakan KLB dan PT GAN dalam menjaring investor dan melakukan usahanya.
Koperasi Langit Biru (KLB)
Sebelum berdiri, Koperasi Langit Biru bernama PT Transindo Jaya Komara (TJK). Jenis usaha mereka adalah pengelolaan daging dan hasil peternakan, bekerja sama dengan 62 penyuplai daging sapi. Perusahaan itu milik Jaya Komara, seorang mantan penjual kerupuk.
Setelah itu, TJK kemudian bertransformasi menjadi Koperasi Langit Biru atau KLB pada Januari 2011. Seluruh kegiatan KLB dipusatkan di sebuah kantor yang beralamat di Perum Bukit Cikasungka Blok ADF Nomor 2-4, Desa Cikasungka, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang; dan kantor cabang di Jalan BKT Raya, Gang Swadaya VI Nomor 1 RT 008/RW 01, Rawa Bebek, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur.
Jaya Komara dalam koperasi ini juga memiliki posisi tertinggi, yakni Direktur Utama. Untuk menjaring investor, PT KLB menawarkan dua paket investasi, yakni investasi paket kecil dan investasi paket besar. Investasi paket kecil bernilai Rp 385.000 atau setara dengan harga 5 kilogram daging dan investasi paket besar dengan nilai Rp 9,2 juta atau sama dengan 100 kilogram daging sapi.
Profit yang didapat pada investasi paket kecil yang ditawarkan KLB adalah Rp 10.000 per hari. Angka itu akan dibagi kepada perusahaan Rp 9.000, sementara investor Rp 1.000. Dengan demikian, dalam satu bulan, investor mendapat profit sebesar Rp 150.000.

Adapun investasi paket besar dibagi lagi ke dalam dua pilihan, yakni investasi non-Bonus Kredit Sepeda Motor (BKSM) yang bonusnya senilai Rp 1,7 juta per bulan (dari bulan ke-1 sampai ke-9). Memasuki bulan ke-10, investor akan langsung mendapat bonus Rp 12 juta. Pada bulan ke-24, investor juga dijanjikan akan mendapat keuntungan Rp 31,2 juta.
Dengan tawaran yang menggiurkan itu, KLB akhirnya berhasil menghimpun 125.000 anggota dengan nilai total investasi mencapai Rp 6 triliun. Pihak KLB menjanjikan bahwa dana investasi itu akan diputarkan untuk menjalankan bisnis di daerah Tulung Agung, Jawa Timur. Namun, dari hasil penelusuran aparat kepolisian, bisnis di Tulung Agung ternyata tidak menghasilkan dan selama ini KLB bekerja gali lubang-tutup lubang atau hanya mengandalkan uang setoran investor baru yang masuk untuk membayar bonus investor lama.
Aktivitas penyerahan bonus akhirnya macet pada bulan Januari 2012 sehingga sejumlah investor mengadukan persoalan ini ke Polres Tangerang Kabupaten. Kasus dugaan penipuan dan penggelapan yang dilakukan KLB pun kini sudah dilimpahkan ke Bareskrim Polri.
PT Gradasi Anak Negeri (GAN)
PT Gradasi Anak Negeri (GAN) didirikan pada Januari 2012. Perusahaan ini telah memiliki investor sebanyak 21.000 orang dengan dana investasi mencapai Rp 390 miliar. Untuk menjaring investor, PT GAN menawarkan paket investasi atas Sarden Kiku dengan keuntungan mencapai 10 persen dari modal awalnya setiap minggu. Sistem investasi yang ditawarkan PT GAN adalah dengan memberikan modal awal minimal Rp 5 juta kepada agen yang menawarkan paket.
Calon investor dijanjikan akan mendapat 10 persen dari modal awal saat pekan kedua. Setelah itu, investor akan kembali mendapatkan profit sebesar 10 persen setiap minggunya hingga minggu ke-52. Bonus tambahan juga diperoleh investor jika berhasil menarik investor baru. Seluruh bonus diberikan secara tunai dan menyerahkan cek.
Namun, pada bulan April-Mei 2012, arus penyerahan bonus itu kemudian macet. Hal ini baru diketahui setelah ada beberapa investor yang tidak dapat mencairkan cek bonus yang diberikan.
Pada tanggal 25 Mei 2012, korban yang merasa ditipu akhirnya melapor ke Polrestro Tangerang Kota. Polisi sempat menggeledah kantor pusat PT GAN dan lima kantor cabang. Hasilnya, polisi sama sekali tidak menemukan Sarden Kiku yang awalnya dijanjikan PT GAN sebagai bisnis utama perusahaan ini. Kasus ini akhirnya dilimpahkan ke Polda Metro Jaya pada tanggal 28 Mei 2012.

+ Discussion
Subscribe to our RSS Feed! Follow us on Facebook! Follow us on Twitter!
  • Stay away from Oil and Gold Investing - The rush is over for at least 20 years
    19/02/2014 - 2 Comments
    Stay away from Oil and Gold Investing. The rush is over for at least 20 years. Ruchir Sharma, Portfolio Manager, Morgan Stanley The wreckage caused by China’s great, juddering slowdown continues to spread far beyond the country’s shores. Although most commodities enjoyed a bounce on May 3,…
  • Trade Like A sniper : M1 Trade
    19/03/2013 - 0 Comments
    M1 trade sample: Trade Like a Sniper. Koreksi terkecil yang ada di chart ya M1, pola bentukan koreksi awal sekali akan ada di M1, butuh extra kehati2an dalam Trade di TF terkecil ini, pola koreksi walau akan terjadi tetap pembacaan Trend terjauh wajib dilakukan. Kenapa...?? karena seburuk2 trade jika…
  • Memulai 2013
    28/01/2013 - 0 Comments
    Start dengan $37 di akhir january 2013 mungkin gak dengan pengaturan MM yang bijak, system yang baik dan pschycology yang mapan..
  • WTI Crude Drops as Supply at 9-Month High: Commodities at Close
    28/03/2013 - 2 Comments
    The Standard & Poor’s GSCI gauge of 24 commodities gained 0.4 percent to 657.35 by 5:24 p.m. in London. The UBS Bloomberg CMCI index of 26 raw materials was up 0.4 percent at 1,551.608. CRUDE OIL West Texas Intermediate oil fluctuated after a government report showed that U.S. crude inventories surged…